MAKALAH TUGAS
“PENGOLAHAN CPO MENJADI TOKOFEROL”
Nama : Aseng Mulyadi
NIM :
Semester :
TEKNIK
INDUSTRI
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI DUMAI
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum,
wr, wb.
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah
swt, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini berjudul “Pengolahan CPO Menjadi Tokoferol”,
dengan tujuan penulisan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Namun saya menyadari bahwa makalah yang
saya tulis ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu mohon maaf dan berharap
makalah ini dapat bermanfaat.
Dumai, 12 Februari 2015
Aseng Mulyadi.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
CPO
B. Pengertian
Tokoferol
C. Pemngolahan
CPO menjadi Tokoferol
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sesuai tugas
yang di berikan, saya akan membuat / membahas mengenai Pengolahan CPO menjadi
Tokoferol. Seperti yang kita ketahui,
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
rumusan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini adalah :
·
Apa itu Pengertian CPO ?
·
Apa itu pengertian Tokoferol
·
Cara pengolahan CPO menjadi Tokoferol
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui apa itu CPO
2.
Mengetahui apa itu Tokoferol
3.
Mengetahui pengolahan CPO menjadi
Tokoferol
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
CPO
CPO (Crude Palm Oil) adalah minyak
kelapa sawit mentah yang berwarna kemerah-merahan yang diperoleh dari hasil
ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit.
Syarat mutu CPO adalah:
No.
|
Kriteria
Uji
|
Satuan
|
Persyaratan
Mutu
|
1
|
Warna
|
-
|
Jingga
kemerah-merahan
|
2
|
Kadar
Air & Kotoran
|
%,
Fraksi Masa
|
0,5
maks
|
3
|
Asam
Lemak Bebas (Asam Palmitat)
|
%,
Fraksi Masa
|
0,5
maks
|
4
|
Bilangan
Yodium
|
g
Yodium / 100g
|
50-55
|
B.
Pengertian
Tokoferol
Tokoferol adalah
senyawa antioksidan yang larut dalam lemak dan ditemukan dalam minyak sayur.
Vitamin ini diperlukan untuk pengembangan otot, sel darah merah dan reproduksi
normal. Kekurangan vitamin ini menyebabkan kulit kering berlebihan.
Tokoferol
tersusun atas cincin aromatik tersubstitusi oleh metil dan rantai
panjangisoprenoid sebagai rantai samping (Lehninger, 1982). Jenis-jenis
tokoferol antara lain α - , β-, γ,dan δ-tokoferol. Jenis tokoferol ini
ditentukan oleh jumlah dan letak metil yang tersubstitusi padacincin aromatik.
Menurut Lehninger (1982), aktivitas terbesar dari keempat jenis tokoferol
ini berdasar urutannya dari aktivitas terbesar adalah α - , β -, γ, dan terendah adalah δ-tokoferol.
Struktur α-tokoferol dapat terlihat dari gambar di bawah ini:
Adanya
ikatan tidak jenuh padastruktur tokoferol menyebabkan senyawa tersebut
mudahteroksidasi. Oleh karena itu, fungsi utama tokoferol adalah sebagai zat
antioksidan yang sangat penting bagi tubuh. Bieri (1987) menyatakan bahwa
vitamin E berperan sebagai senyawaantioksidan untuk mencegah terjadinya
oksidasi lipida dari asam-asam lemak tidak jenuh dalamsel-sel tubuh. Dalam
istilah lain, vitamin E disebut juga sebagai pembersih radikal bebas.Vitamin E
tidak larut dalam air, larut dalam lemak, alkohol serta pelarut organik seperti
aseton,kloroform, eter dan sebagainya serta minyak nabati.
Tokoferol
stabil terhadap pengaruh asam, panas, dan alkali tetapi dapat rusak olehoksigen
dan proses oksidasi. Menurut Ball (1988), adanya ikatan tidak jenuh pada
tokoferolmembuatnya mudah teroksidasi. Oksidasi vitamin E dipercepat dengan
adanya cahaya, panas,kondisi alkali dan adanya mineral kelumit seperti besi (Fe3+)
dan tembaga (Cu2+). Kehadiranasam askorbat akan mencegahefek katalitik dari ion
besi dan tembaga terhadap reaksi oksidasivitamin E. Vitamin E stabil terhadap
panas dan alkali dalam kondisi tanpa oksigen dan tidak dipengaruhi asam
pada suhu di atas 100oC.
Menurut
Lehninger (1982), tokoferol ditemukan pada minyak sayuran terutama
dalamkecambah. Sumber vitamin E lainnya adalah minyak tumbuh-tumbuhan, susu,
telur, daging,ikan, padi-padian, dan sayuran hijau. Menurut Draper (1970)
kandungan vitamin E yang tinggidijumpai pada jaringan-jaringan berwarna hijau
gelap, masa pertengahan pertumbuhan, daun-daun hijau, dan buah-buahan berwarna.
Produk-produk hewani seperti daging, ikan, unggas, dan produk-produk
hewani turunan seperti susu dan telur memiliki kandungan tokoferol yang
lebihrendah dibandingkan dengan produk serealia dan sayuran. Selain itu,
tokoferol adalah salah satukomponenminor yang terdapat dalam minyak sawit
kasar. Menurut Choo et al., (1989),kandungan tokoferol dalam minyak sawit
sebesar 600-1000 ppm.
C.
Pengolahan
CPO menjadi Tokoferol
Tokoferol
berada dalam kandungan CPO, adapun tahapan proses yang terjadi selama
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO adalah sebagai berikut :
1. Perebusan
(sterilisasi)
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana uap bertekanan. Tujuan dari perebusan antara lain :
• Mematikan enzim untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas minyak yang dihasilkan.
• Memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan.
• Melunakan buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan biji.
• Prakondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selam proses pengepresan dan pemecahan biji.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tekanan uap sebesar 2,8-3 kg/cm2 dengan lama perebusan sekitar 90 menit.
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana uap bertekanan. Tujuan dari perebusan antara lain :
• Mematikan enzim untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas minyak yang dihasilkan.
• Memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan.
• Melunakan buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan biji.
• Prakondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selam proses pengepresan dan pemecahan biji.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tekanan uap sebesar 2,8-3 kg/cm2 dengan lama perebusan sekitar 90 menit.
2. Penebahan/
perontokan buah
Penebahan adalah pemisahan brondolan buah dari tandan kosong kelapa sawit. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah rebus. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap unit-unit digester.
Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 C yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukan ke dalam alat pengepresan (screw press).
Penebahan adalah pemisahan brondolan buah dari tandan kosong kelapa sawit. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah rebus. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap unit-unit digester.
Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 C yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukan ke dalam alat pengepresan (screw press).
3. Pengepresan/
pengempaan
Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat cake breaker conveyor untuk di pisah antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian).
Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat cake breaker conveyor untuk di pisah antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian).
4. Pemurnian
Minyak
Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugasi dan penguapan.
Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Saringan bergetar (Vibrating screen) terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 M2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh. Minyak yang telah disaring dialirkan ke dalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95°C selanjutnya crude oil dipompa ke tangki pemisah (continuos clarifier tank) dengan pompa minyak kasar.
Pemisahan minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki pisah ini. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan kedalam tangki masakan minyak (oil tank), sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah. Untuk mempermudah pemisah, suhu dipertahankan 95 C dengan system injeksi uap Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah di tampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripus minyak.
Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storege Tank).
Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugasi dan penguapan.
Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Saringan bergetar (Vibrating screen) terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 M2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh. Minyak yang telah disaring dialirkan ke dalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95°C selanjutnya crude oil dipompa ke tangki pemisah (continuos clarifier tank) dengan pompa minyak kasar.
Pemisahan minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki pisah ini. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan kedalam tangki masakan minyak (oil tank), sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah. Untuk mempermudah pemisah, suhu dipertahankan 95 C dengan system injeksi uap Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah di tampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripus minyak.
Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storege Tank).
5. Proses
Pengolahan lnti Sawit
Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam Depericaper melalui Cake Brake Conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 %.
Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator (Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-16jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya.
Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam Depericaper melalui Cake Brake Conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 %.
Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator (Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-16jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpual
1. Dari
uraian di atas kita dapat mengetahui pengertian CPO dan Tokoferol
2. Dengan
mengetahui proses pengolahan CPO, kita jadi tahu bahwa dalam CPO ada kandungan
Tokoferol yang bermanfaat sebagai vitamin dan antioksidan.
B. Saran
Saya bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari dosen
saya. Saya akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan
pertimbangan untuk
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat saya selesaikan.